Namalengkap Abdul Rauf Al-Singkili adalah Amin al-Din Abdul Rauf ibn Ali al-Jawi al-Fansuri As-Singkili. Dia diperkirakan lahir di Singkel, Kabupaten Aceh Selatan pada 1620 M. Ayahnya seorang guru dan mubalig yang bernama Ali berasal dari Persia atau Arabia yang datang dan menetap di Singkil, Aceh, pada akhir abad ke-13.
K ompleks pemakaman orang tua Mufti Kesultanan Aceh tersebut, terlihat tidak terawat. Jalan masuk becek, serta tidak ada penanda jika puluhan meter dari pinggir sungai Lae Cinendang, itu ada situs sejarah. Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil, sepertinya belum tergerak untuk merawat jejak sejarah yang masih tersisa tersebut. Air sungai Lae Cindang di belakang permukiman penduduk Desa Tanjung Mas, Kecamatan Simpang Kanan, Aceh Singkil, terlihat tenang, Rabu 30/10/2019. Sesaat kemudian, air sungai tersebut beriak karena terdorong oleh perahu kecil berpenggerak mesin 5 Paardenkracht Pk. Tengah hari itu, Serambi di temani Warman, warga Lipat Kajang, Kecamatan Simpang Kanan, yang kini bermukim di Lae Butar, Kecamatan Gunung Meriah, naik perahu. Sekitar 10 menit perahu sudah menepi di dekat jalan setapak. Di sana ada tiga perahu milik petani kelapa sawit tertambat. Ketika menginjakan kaki di pinggir sungai, terlihat dari jarak sekitar 30 meter dua bangunan beratap seng. Bangunan itu merupakan makam Ali Fansury, ayahanda Syekh Abdurrauf As-Singkily. Nama Ali Fansury tertulis jelas di pelang nama yang digantung di atas kuburan tersebut. Sementara bangunan kedua diyakini merupakam kuburan ibunda Syekh Abdurrauf As-Singkily. Sayangnya, tidak ada keterangan nama yang tertera dalam kuburan tersebut. Kuburan Ali Fansury, menggunakan nisan bulat. Sementara kuburan di sebelahnya berbatu nisan pipih berelief. Di kebun sawit itu juga terdapat dua kuburan lain dengan batu nisan berbeda dari umumnya. Letaknya di pinggir jalan setapak menuju pintu masuk kuburan ayahanda Syekh Abdurrauf. Dua kuburan tersebut dipercaya merupakan pengawal Ali Fansury, semasa hidup. Dugaan itu mendekati kebenaran, lantaran posisi kuburan seakan menjaga pintu masuk makam ayahanda Syekh Abdurrauf. K ompleks pemakaman orang tua Mufti Kesultanan Aceh tersebut, terlihat tidak terawat. Jalan masuk becek, serta tidak ada penanda jika puluhan meter dari pinggir sungai Lae Cinendang, itu ada situs sejarah. Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil, sepertinya belum tergerak untuk merawat jejak sejarah yang masih tersisa tersebut. Cukup sulit mencari orang yang mengetahui sejarah dari makam ayahanda Syekh Abdurrauf tersebut. Begitu juga dengan asal usul Ali Fansury. Warga yang ditemui Serambi di sekitar pemakaman Ali Fansury, juga mengaku tidak tahu. "Orang yang tahu sejarah makam ini, sudah meninggal. Tapi, kita coba temui Imam Masjid Tanjung Mas, beliau mungkin banyak tahu," kata Warman. Imam Masjid Tanjung Mas, Kadiani 60, sedang duduk di teras rumah ketika Serambi, mendatanginya pada hari itu. Keturunan Raja Tanjung Mas itu, menceritakan makam Ali Fansury, dulunya masuk dalam Kerajaan Suro. Berdasarkan cerita turun temurun dari para leluhurnya, Kerajaan Suro sudah kosong sebelum masuk era Penjajahan Jepang. Sayangnya, Kadiani tak tahu persis penyebab Kerajaan Suro yang kini bekas wilayahnya masuk Desa Tanjung Mas, kosong ditinggalkan penduduk. "Tempat kuburan Ayahanda Syekh Abdurrauf, dulunya masuk Kerajaan Suro. Sekarang masuk Desa Tanjung Mas," kata Kadiani. Mengenai asal usul Ali Fansuri, Kadiani memiliki kisah yang hampir sama dengan yang diceritakan oleh masyarakat sekitar Tanjung Mas umumnya. Ali Fansury berasal dari salah satu wilayah di Sumatera Utara, dengan marga Lembong. Alkisah, pada suatu masa ada raja zalim. Di kerajaan itu, tinggal keluarga Ali Fansury. Pada saat istri Ali Fansury, mengandung Syekh Abdurrauf, banyak ternak babi mati mendadak. Atas kejadian tersebut, rakyat mengadu kepada sang raja. Lalu dipanggilah dukun untuk mengetahui penyebabnya. Dari keterangan dukun, ada perempuan mengandung yang membuat ternak babi mati. Maka raja, memerintahkan mencari dan membunuh semua perempuan hamil. Dalam musyawarah itu, hadir ayahanda Syekh Abdurrauf. Mengetahui hal itu, ia lantas mengajak sang istri yang sedang hamil beserta kedua anaknya kakak kandung Syekh Abdurrauf-red yaitu Waliyul Fani dan Aminudin melarikan diri. "Dalam pelarian itu, sampailah di Kerajaan Suro, dan menetap," kisah Imam Masjid Tanjung Mas, Kadiani. Kisah ini boleh jadi memiliki versi lain. Namun, paling penting, Kadiani berharap Pemkab Aceh Singkil, segera membangun jembatan dan memperbaiki jalan menuju pemakaman ayahanda Syekh Abdurrauf As-Singkili, serta membangun gapura di pintu masuk agar masyarakat mengetahui ada makam orang tua ulama besar di Tanjung Mas. dede rosadi
Tarmizimengatakan Baba Daud Rumi adalah murid kesayangan ulama besar Aceh Syeikh Abdurrauf as-Singkili atau akrab disebut Tengku Syiah Kuala yang hidup antara tahun 1615-1693.
Makam Ulama yang di ziarahi Kapolda Aceh adalah makam Syekh Abdurrauf As-Singkili yang terletak di Desa Kilangan, Kecamatan Singkil, Aceh Singkil. Laporan Subur Dani Banda Aceh BANDA ACEH - Di sela-sela kunjungan ke Aceh Singkil, Kamis 20/1/2022, Kapolda Aceh, Irjen Pol Drs Ahmad Haydar SH MM, menyempatkan waktu untuk ber ziarah ke makam Ulama kharismatik di daerah itu termasuk di Provinsi Aceh. Makam Ulama yang di ziarahi Kapolda Aceh adalah makam Syekh Abdurrauf As-Singkili yang terletak di Desa Kilangan, Kecamatan Singkil, Aceh Singkil. "Saat ber ziarah ke makam ulama, Kapolda Aceh turut didampingi Forkopimda Aceh Singkil dan tokoh agama setempat," kata Kabid Humas Polda Aceh, Kombes Pol Winardy SH SIK MSi. Kapolda Aceh, Irjen Pol Drs Ahmad Haydar SH MM, saat ber ziarah didampingi Irwasda Polda Aceh, Kombes Pol Kalingga Rendra Raharja SE SH, dan sejumlah PJU Polda Aceh lainnya. "Kapolda Aceh di setiap kunjungan kerjanya kerap kali mengunjungi, berziarah dan berdoa ke makam-makam ulama di Aceh, salah satunya seperti kunjungan ke Aceh Singkil yang menyempatkan diri untuk berziarah ke makam Syekh Abdurrauf As-Singkili, " sebut Kabid Humas mengakhiri keterangannya.* Baca juga Buka Seminar Syekh Abdurrauf As Singkily, Ini Harapan Bupati Aceh Singkil
Redaksi20:27 WIB, 23 Mei 2021. Tweet. ACEH SELATAN, ACEHPORTAL.COM - Dr. H. Juraidi, MA selaku Direktur Penerangan Agama Islam Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI menyatakan dukungannya terkait program Abuya Syekh H. Amran Wali Al-Khalidy mendirikan Perguruan Tinggi berbasis Tauhid Sufi.
Beranda / Berita / Aceh / Sejarawan Aceh Ungkap Fakta Kebenaran Posisi Makam Syekh Abdurrauf As Singkili Sabtu, 25 Februari 2023 2300 WIB Font Ukuran - + Reporter Sejarawan sekaligus Arkeolog Aceh, Dr Husaini Ibrahim MA. [Foto Net] Banda Aceh - Di Aceh, terdapat dua makam yang masing-masing diyakini sebagai makam Syekh Abdurrauf As Singkili. Satu berada di Aceh Singkil, dan yang satunya lagi di Syiah Kuala, Banda Aceh Singkil, lokasi makam berada di bibir sungai Singkil, sementara di Syiah Kuala Banda Aceh, makam Syekh Abdurrauf berada di bibir pantai Gampong Syiah Kuala. Baik di Singkil, maupun di Banda Aceh lokasi makam ini banyak dikunjungi peziarah. Bahkan lokasi makam salah satu ulama besar Aceh ini dijadikan wisata religi oleh pemerintah daerah hal demikian, Sejarawan sekaligus Arkeolog Aceh, Dr Husaini Ibrahim MA mengatakan bahwa makam Syekh Abdurrauf As Singkili yang benar itu yang berada di Gampong Deah Raya, Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda hal ini, lanjutnya hanya ada satu versi yang benar mengenai makam Syekh Abdurrauf As Singkili. Itu sudah beredar surat dari Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh yang saat itu dijabat oleh Prof Ali Dalam surat itu menyatakan Makam Syekh Abdurrauf yang ada di Aceh Singkil itu bukan Makam beliau. Yang benar adalah yang ada di Gampong Deah Raya, Kecamatan Syiah Kuala. Maka disebutlah Makam syekh Abdurrauf Assingkili atau nama lain Syiah Kuala. "Maqam Syekh Abdurrauf yang menjadi Malikul Qadhi Ahdi Kerajaan Aceh itu berada di Jalan Syiah Kuala sekarang," kata Husaini Ibrahim kepada Reporter Sabtu 25/2/2023.Sejarawan Aceh ini juga menjelaskan mengenai sejarah kronologi makam Syekh Abdurrauf Assingkili yang pernah menjadi Malikul Ahdi Kerajaan Aceh yang dianggap berada di Aceh kata dia masyarakat Padang yang berasal dari bagian museum dan purbakala Muskala pernah pergi ke Aceh untuk berjumpa dengan dinas pendidikan dan kebudayaan Aceh. Mereka meminta untuk mendirikan cungkup bangunan makam di Makam Syiah Kuala yang ada di Deah Raya, Kecamatan Syiah Kuala. Saat itu, orang Aceh tidak memberikan izin karena mereka ingin mendirikan bangunan mereka di Makam Syiah Kuala. Mereka mencari cara agar supaya bisa dikatakan bahwasanya Syekh Abdurrauf Assingkil itu keturunan dari mereka. Jadi dibuatlah di Aceh Singkil. Kata masyarakat kampung disana sebelumnnya disana hanya ada makam biasa dan ada bangunannya juga. Setelah setelah kejadian itu orang Padang datang membersihkan Makam yang berada di pinggir sungai tersebut kemudian didirikan bangunan. "Setelah direnovasi barulah orang Padang beramai-ramai datang berziarah kesana hingga saat ini," ujarnya. Husaini juga menceritakan saat dirinya bertanya kepada penjaga makam Syekh Abdurrauf Assingkili yang berada di Singkil. Penjaga mengatakan bahwa yang Makam yang benar berada di Bandq Aceh. Dirinya menjelaskan bahwa nama pemilik makam ini kebetulan sama dengan Syekh Abdurrauf Assingkili. Mereka hidup hampir bersamaan dan berguru dalam satu guru yang sama."Itu versi orang jaga Makam yang betul adalah ketika Syekh Abdurrauf sampai ke Banda Aceh dan menjadi Malikul Qadhi Ahdi Kerajaan Aceh. Itu makannya berada di Jalan Syiah Kuala sekarang. Itu versi dari penjaga makam," Husaini, MA berharap dengan adanya penjelasan ini dapat meluruskan pemahaman ini semua. Makam yang berada di Banda Aceh itu penulisan nama Syekh Abdurrauf Assingkili berada di Batu Nisan. Sedangkan di Aceh Singkil, nama Syekh Abdurrauf Assingkil tertulis hanya di Pintu depan Makam saja bukan di Nisannya. "Ini jelas bahwa Yang Makam yang di Aceh Singkil itu baru dibuat karena di Batu nisan tidak tertulis nama Syekh Abdurrauf Assingkili," pungkasnya. Keyword MAKAM SYEKH ABDURRAUF AS SINGKILI SYIAH KUALA Berita Terkait Dua Versi Makam Ulama Aceh Syiah Kuala, Rektor UTU Ahli Sejarah Wajib LuruskanBPDPKS Kementrian Keuangan RI Kunjungi ARC PUIPT Nilam Universitas Syiah KualaKerjasama dengan Disbudpar Aceh, BEM FISIP USK Ingin Wujudkan Desa Suka Tani Jadi Desa WisataDisbudpar Aceh dan ISAD Aceh Saweu Makam Syiah Kuala Komentar Anda
Sebutangelarnya yang juga terkenal ialah Teungku Syiah Kuala (bahasa Aceh, artinya Syekh Ulama di Kuala). Nama lengkapnya ialah Aminuddin Abdul Rauf bin Ali Al-Jawi Tsumal Fansuri As-Singkili[1] . Menurut riwayat masyarakat, keluarganya berasal dari Persia atau Arabia, yang datang dan menetap di Singkil, Aceh, pada akhir abad ke-13. Abstrak Artikel ini mengkaji tafsir Tarjumân al-Mustafîd karya ' Abd al-Rauf al-Fanshuri. Penelitian ini difokuskan pada surah al-Fâtihah dan surah al-Baqarah yang menghabiskan setidaknya lima puluh halaman dari tafsir Tarjumân al-Mustafîd. Pendekatan deskriptif dan kuantitatif dalam penelitian ini sangat perlu dilakukan untuk menggapai hasil yang tepat sesuai dengan fakta dan realitas yang ada. Tafsir ini ditulis ketika ' Abd al-Rauf menduduki jabatan mufti di kerajaan Aceh yang waktu itu dipimpin oleh empat orang sultanah secara bergantian. Meskipun begitu, hampir dapat dikatakan nuansa politis itu tidak meresap ke dalam penafsirannya. Sisi keunikan tafsir ' Abd al-Rauf ini, ia sangat kontiniu dalam menggunakan kata kunci tertentu untuk mengawali sebuah penafsiran, ditambah lagi dengan bahasa dan aksara yang melekat dalam tafsir semakin menambah kekayaan khazanah tafsir Nusantara yang jarang dimiliki oleh tafsir lain. Abstract 'Abd al-Rauf al-Fanshuri's Tarjumân al-Mustafîd Biography, Political and Theological Contestation and Tafsir Methodology. This article is an attempt to provide insight to the reader on the interpretation of Tarjumân al-Mustafîd by ' Abd al-Rauf al-Fanshuri focusing on the sura al-Fâtihah and sura al-Baqarah which consumes at least fifty pages of the Tarjumân al-Mustafîd tafsir. This commentary was written when ' Abd al-Rauf assumed the position of mufti in the kingdom of Atjeh, which was then led by four sultanahs in turn, although, it is almost arguable that the political nuance did not seep into his interpretation. The unique aspect of the interpretation of ' Abd al-Rauf, he constantly uses certain keywords to start an interpretation, coupled with the language and script inherent in the interpretation increasing the wealth of the wealth of interpretation of the Nusantara that is rarely owned by other exegetes.

Pengarang Syeikh Abdurrauf al-Singkili, dkk Transliterasi: Dr. Damanhuri Basyir, M.Ag, dkk Syekh Jalaluddin untuk menulis sebuah risalah yang kemudian 2Seperti hari kiamat, bangkit dari kubur, hisab, dan melewati shirat. 4

Makamini terletak di dekat reruntuhan bangunan pusat kerajaan Samudera di desa Beuringin, kecamatan Samudera, sekitar 17 km sebelah timur Lhokseumawe. Di antara makam raja-raja tersebut, terdapat nama Sultan Malik al-Saleh, Raja Pasai pertama. Bahasa Melayu tersebut kemudian juga digunakan oleh Syaikh Abdurrauf al-Singkili untuk menuliskan Berisi: Ahmad Khatib Al-Minangkabawi Syekh Nawawi Al-Bantani Syekh Nuruddin Ar-Raniri Syekh Abdurrauf As-Singkili File dapat di downlo PEMERINTAHAN & NEGARA DALAM MULTI PERSPEKTIF ULAMA Cara Berfikir Islam Ahlussunnah wal Jama’ah
BurhanuddinUlakan Pariaman (1646 - 1704), also known as Sheikh Burhanuddin Ulakan, was an Islamic cleric from the Minangkabau region.He is regarded as the pioneer of Islamic propagators in West Sumatra. He is also known as a commanding figure of the Islamic movements against the Dutch colonization. Regarding his Islamic belief, he was a Sufi murshid (scholar of spirituality)
SosokSultan Daulat Semakin Terkuak dan Hubungannya dengan Sisingamangaraja XII Sosok Sultan Daulat Sambo, Raja Batu-batu yang p
\n \n\n makam syekh abdurrauf as singkili
ZaGHiv.
  • 1uq9y9p6bs.pages.dev/895
  • 1uq9y9p6bs.pages.dev/869
  • 1uq9y9p6bs.pages.dev/299
  • 1uq9y9p6bs.pages.dev/328
  • 1uq9y9p6bs.pages.dev/563
  • 1uq9y9p6bs.pages.dev/380
  • 1uq9y9p6bs.pages.dev/314
  • 1uq9y9p6bs.pages.dev/25
  • 1uq9y9p6bs.pages.dev/345
  • 1uq9y9p6bs.pages.dev/739
  • 1uq9y9p6bs.pages.dev/158
  • 1uq9y9p6bs.pages.dev/204
  • 1uq9y9p6bs.pages.dev/11
  • 1uq9y9p6bs.pages.dev/824
  • 1uq9y9p6bs.pages.dev/812
  • makam syekh abdurrauf as singkili